Kau datang
saat tepian laut mengering
Bergulung,
terguling didorong angin
Dari tengah
samudera entah di mana
Dari dalam
lautan entah berapa
Gelombangmu
adalah kekuatan pasti
Bahwa dengan segala
yang kau miliki,
Kecepatan,
kekuatan, keyakinan...
Kau ‘kan capai
titik tujuan perjalananmu
Hamparan pasir
putih menghadap laut
Tempat hati diam
terpaut
Dan sampai!
Kau beriak,
ceria!
Membuncah,
memecah, menyegarkan...
Dan pasir
putih tak lagi kekeringan,
Terbawa alunan
pelukanmu,
Merendam,
menyejukkan...
Damai...
Lalu kau harus
surut
Menjerit dalam
kalut
Lalu pasir
berlari terhanyut
Ingin kau bawa
ikut,
Bersama ke palung
laut...
Tapi kau
harus pergi, kau harus kembali
Sendiri... Dan pasir harus tinggal di sini...
Kemudian ombak
berlarian,
Datang pergi
silih berganti...
Tapi pasir putih
tahu,
Ombak mana yang
telah menyentuh hatinya
Dengan sayang
Bukan sekedar
datang, lalu menghilang...
Kemudian
ombak berkejaran,
Pasang dan
surut bergiliran...
Tapi pasir
putih tahu,
Ombak mana
yang telah membelai batinnya
Dengan cinta
Bukan
sekedar tiba, lalu berkelana...
Dan pasir putih
tahu
Setiap ombak
yang datang tak akan sama...
Dan pasir putih
ingat
Ombaknya yang
membuncah, memecah, menyegarkan...
Ombak yang tulus,
yang harus pergi
mematuhi arus...
Sekali
lagi...
Pasir putih
tahu, pasir putih ingat
Saat
ombaknya terdiam, perih...
Tertarik
perintah arus...
Tak ingin
pergi, tapi harus...
Tapi pasir putih
dan ombak menerima...
Bahwa hamparan
putih dan riak gelombangnya
Adalah tempat
dan cara...
Saat mereka
bertemu dan berpisah
Atas kehendak
PenciptaNya...
Pasir dan
ombak sangat tahu...
Mereka
selalu ingat....
Dan mereka menerima...
*puisi hasil curhatan :)
Tepian Samudera Hati
Dramaga, 20 Mei 2013
14.51
Buat ombakku, di tengah
samudera entah di mana
Di dalam lautan entah
berapa....
Tidak ada komentar :
Posting Komentar